PT. INDOFARMA (Persero) Tbk.
A. Sejarah PT. Indofarma dan profil usaha PT. Indofarma
1. Sejarah dan perkembangan PT. Bio Farma
PT.
Indofarma (Persero) Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada
di bawah Departemen Kesehatan, berdiri pada tahun 1918 berupa unit produksi kecil dari Rumah Sakit
Pusat Pemerintah Belanda dengan kegiatan pembuatan salep dan pemotongan kain
kasa pembalut yang dilakukan di Centrale Burgelijke Zienkeninrichring (CBZ),
yang sekarang dikenal dengan Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta.
Pada tahun 1931, pabrik berkembang dengan bertambahnya jenis produksi, yaitu
obat suntik dan tablet. Sejalan dengan itu pada tahun 1935 lokasi pabrik
dipindahkan ke Jalan Tambak No. 2 Manggarai, Jakarta sehingga dikenal dengan
sebutan ”Pabrik Obat Manggarai”.
Semenjak
berakhirnya penjajahan Belanda dan masuknya Jepang ke Indonesia, pada tahun
1942 pabrik obat Manggarai diambil alih dan dikelola oleh perusahaan farmasi
Jepang (dibawah manajemen Takeda). Selama masa tersebut kegiatan produksi tidak
banyak mengalami perkembangan. Pada saat penyerahan kedaulatan dari pemerintah
Jepang kepada pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950, pabrik obat
Manggarai diambil alih oleh pemerintah Indonesia yaitu Departemen Kesehatan
melalui Direktorat Jenderal Farmasi. Pada tahun 1960-1967, pabrik tersebut
berada di bawah naungan Badan Perlengkapan Kesehatan (Baperkes), disamping dua
badan lain, yaitu Depo Farmasi Pusat dan Lembaga Universitas Sumatera Utara
Farmakoterapi, pada perkembangan selanjutnya disebut Lembaga Farmasi Nasional
kemudian menjadi Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan (PPOM).
Pada
tanggal 14 Februari 1967, melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.008/III/AM/67, nama Pabrik Obat Manggarai diubah menjadi Pusat
Produksi Farmasi Departemen Kesehatan dan ditetapkan sebagai Unit Operatif
setingkat Direktorat Jenderal Farmasi. Tugas pokok dari pabrik ini adalah
memproduksi obat–obatan berdasarkan pesanan dari Departemen Kesehatan RI. Pada
tahun 1969-1975 pabrik direnovasi dan tahun 1975 dikeluarkan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.125/IV/KAB/BU/75 tentang struktur
organisasi Departemen Kesehatan yang merupakan pelaksanaan lebih lanjut dari
Keputusan Presiden Republik Indonesia
No. 44 dan 45 tahun 1974. Namun pabrik farmasi Departemen Kesehatan ini tidak
tercakup dalam keputusan tersebut sehingga statusnya tidak jelas. Hal ini
berlangsung hingga tahun 1978.
Dengan
adanya kebijaksanaan pemerintah tanggal 15 November 1978 dalam hal ekonomi dan
keuangan, harga obat mendadak melambung tinggi sehingga persediaan obat
terutama di puskesmas mengalami kekosongan karena sulit mendapatkan obat.
Peristiwa ini menyadarkan pemerintah untuk menyediakan peralatan dan sarana
yang dibutuhkan agar dapat mengendalikan mekanisme pengadaan obat dalam jumlah
yang cukup serta memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan distribusi yang merata
serta harga terjangkau sesuai kemampuan dan daya beli masyarakat. Maka pabrik
farmasi ini diaktifkan kembali sesuai dengan fungsinya, berdasarkan SK Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No.418/MenKes/SK/XII/78 tanggal 6 Desember 1978.
Pada
tahun 1979, pabrik ini ditetapkan sebagai Pusat Produksi Farmasi Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Dalam keputusan tersebut disebutkan pula bahwa
Pusat Produksi Farmasi bertugas membantu usaha pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di bidang kesehatan, yaitu memproduksi obat-obat untuk
rumah sakit pemerintah dan pusat kesehatan masyarakat. Obat-obatan yang
dimaksud bersifat esensial, artinya bahwa obat tersebut banyak dibutuhkan oleh
masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka diputuskan untuk
didirikannya sebuah pabrik yang sekaligus untuk memperluas pelayanan Pusat
Produksi Farmasi Departemen Kesehatan. Pada tahun 1980 mulai dilakukan studi
kelayakan untuk pembangunan pabrik ini.
Pada
tanggal 11 Juli 1981, berdasarkan PP No.20 tahun 1981, Pusat Produksi Farmasi
diubah menjadi Perusahaan Umum dengan nama Indonesia Farma (Perum Indofarma)
yang direalisasikan pada tanggal 1 April 1988 dengan mulai dibangunnya pabrik
baru yang modern seluas 20 hektar sesuai dengan konsep dan persyaratan CPOB yang
berlokasi di desa Gandasari, Cibitung, Bekasi dengan bantuan alat dan teknologi
dari Italia.
Mulai
pertengahan tahun 1991, hampir seluruh kegiatan produksi telah menempati lokasi
di Cibitung, kecuali sediaan steril. Tanggal 31 Januari 1995 fasilitas produksi
steril diresmikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan dana pembangunan seluruhnya ditanggung
oleh Perum Indofarma.
Pada
tanggal 2 Januari 1996 Perum Indonesia Farma diubah menjadi Perseroan Terbatas
Indofarma (PT. Indofarma (Persero) melalui PP No.34 tanggal 20 September 1995.
Perubahan status ini bertujuan untuk mengantisipasi perubahan dan meningkatkan
daya saing. Pada tahun 1996-1997 dilakukan renovasi pada bagian Litbang. Tahun
1999 dibangun Extraction Plant dan selesai awal tahun 2000, serta pendirian
anak perusahaan PT. Indofarma Global
Medika (PT. IGM) sebagai distributor dan pemasaran produk farmasi termasuk alat
kesehatan dengan 30 cabang di seluruh Indonesia. Tahun 2000 dibangun pabrik
makanan bayi di Lippo Cikarang Industrial Estate Jawa Barat.
Mulai
tanggal 17 April 2001, PT. Indofarma melakukan penawaran saham perdana kepada
masyarakat dan mendaftarkan seluruh saham perseroan di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya dengan kode saham INAF serta resmi menjadi sebuah perusahaan
terbuka dengan nama PT. Indofarma (Persero) Tbk. Dalam rangka untuk
merealisasikan visi dan misi perusahaan, maka mulai dikembangkan kerjasama
dengan patner-patner strategi yang dirintis sejak Oktober 2001 telah
dilaksanakan antara lain dengan Oxford Natural Product (England), Praporn
Darsut Ltd (Thailand), Lupin (India), Guangda Produksi (Cina), Cowick
(Polandia), Nowicky Pharma (Austria) dan lain-lain.
Dengan
stuktur permodalan yang kuat, PT. Indofarma (Persero) Tbk mengembangkan
produksi sehingga bukan hanya membuat obat-obat esensial dan generik, melainkan
juga obat dengan nama dagang baik etikal maupun OTC (Over The Counter), obat
tradisional (herbal) dan makanan kesehatan. Manajemen PT. Indofarma (Persero)
Tbk yakin bahwa kunci keberhasilan untuk memenangkan persaingan di era
globalisasi adalah operational execellence.
Guna
memperkuat struktur bisnis, pada tahun 2007 perusahaan mengoptimalkan fungsi
bisnis yang ada melalui restrukturisasi lanjutan yang memberikan otonomi luas
kepada PT. IGM, terutama dalam hal penggarapan penjualan. Dengan demikian PT.
Indofarma (Persero) Tbk dapat lebih memfokuskan diri pada kegiatan produksi
sedangkan PT. IGM pada kegiatan distribusi/ penjualan produk farmasi dan alat
kesehatan. Guna meletakkan fondasi bisnis yang kuat PT. Indofarma (Persero) Tbk
senantiasa berupaya menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate
Governance). Pada 22 Februari 2007 organ utama perusahaan telah bersama-sama
menandatangani pernyataan komitmen implementasi GCG. Selain itu, PT. Indofarma
(Persero) Tbk membangun kompetensi personil yang profesional melalui program
pembangunan sumber daya manusia yang terarah, agar mampu membawa perusahaan
memasuki era perdagangan bebas.
Dalam
rangka meningkatkan fasilitas produksi guna memenuhi ketentuan standar Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) terkini, PT. Indofarma (Persero) Tbk sejak
tahun 2008 mulai melaksanakan renovasi fasilitas produksi di Cibitung. Pada
tahun 2009, telah masuk pada tahap penyelesaian. Dampak positif renovasi adalah
peningkatan kapabilitas untuk menciptakan kondisi yang ideal guna terjaminnya
kualitas dan stabilitas produk yang baik.
2.
Profil Usaha PT.
Bio Farma
Perusahaan :
PT Indofarma (Persero), Tbk.
Bidang Usaha
: Industri farmasi dan kesehatan
Pembentukan
Perusahaan: 2 Januari 1996
KANTOR PUSAT:
Jl. Indofarma No. 1, Cikarang Barat, Bekasi -
17530Telp: 021-8832 3971Fax: 021-8832 3972/73Email: general@indofarma.co.idWeb: www.indofarma.co.id
B. Visi, misi dan arti logo PT. Bio
Farma
1. Visi dan misi PT. Bio Farma
Visi PT.
Indofarma (Persero) Tbk adalah menjadi perusahaan yang berperan secara
signifikan pada perbaikan kualitas hidup manusia dengan memberi solusi terhadap
masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Misi PT. Indofarma
(Persero) Tbk adalah:
a. Menyediakan produk dan
layanan berkualitas dengan harga terjangkau untuk masyarakat.
b. Melakukan penelitian
dan pengembangan produk yang inovatif dengan prioritas untuk mengobati
penderita penyakit dengan tingkat prevalensi tinggi.
c. Mengembangkan
kompetensi sumber daya manusia sehingga memiliki kepedulian, profesionalisme
dan kewirausahaan yang tinggi.
2. Logo Bio Farma
Perusahaan
memiliki logo ”INF” yang melambangkan kependekan nama perusahaan. Logo tanpa bingkai
menggambarkan pengabdian perseroan dibidang kesehatan masyarakat. Warna biru
melambangkan sifat pengabdian perseroan yang tidak terbatas. Keluasan
pengabdian diperluas dengan gradasi warna yang memiliki dimensi yang luas.
Upaya pelayanan perseroan pada masyarakat tersirat pada ritme dari garis luas
dan lengkung. Kesatuan garisnya memberikan kesan melindungi dan saling
mendukung, artinya perseroan siap melindungi masyarakat dari penyakit dan
mendukung masyarakat untuk mewujudkan kesehatan. Posisi miring melambangkan
dinamika perseroan yaitu tidak terpaku pada konvensi-konvensi yang sudah ada,
mengikuti perkembangan zaman dan inovatif tetapi mengikuti gerak laju
teknologi.

Gambar
: Logo PT. Indofarma ( Persero ) Tbk.
A. Izin usaha PT. Indofarma
ISO 9001 mengatur sistem dokumentasi organisasi terkait
menejemen mutunya. Dokumen dalam sistem manajemen mutu ISO 9001 biasanya berisi
kebijakan mutu (Quality Policy), sasaran mutu (Quality Objectives), dan pedoman
mutu (Quality Manual). Sedangkan sistem manajemen mutu itu sendiri mencaku
antara lain, yaitu customer contracts, rekrutmen dan pelatihan karyawan, design
dan pengembangan produk dan jasa, produksi dan pengiriman produk, pemilihan
pemasok (suppliers), tanggung jawab manajemen, internal audit mutu, pengukuran
dan pemantauan, perbaikan berkesinambungan, tindakan perbaikan dan pencegahan. Sertifikasi
dari BPOM SD.031 605 051
B. Produk PT. Bio Farma
Produk
yang dihasilkan oleh PT. Indofarma (Persero) Tbk dikelompokkan berdasarkan
produk etikal, OTC dan alat kesehatan. Produk-produk tersebut antara lain:
1. Produk
Ethical (OGB, Lisensi, Nama Dagang)
PT. Indofarma (Persero) Tbk., memproduksi obat generic ethical sebagai produk utama
di samping memproduksi obat dengan nama dagang dan lisensi. Saat ini
PT.Indofarma (Persero) Tbk., mulai memperluas target pasar dengan memproduksi
obat branded generic atau
obat generik dengan nama dagang dengan harga terjangkau,yang merupakan program
pemerintah untuk penyediaan obat bagi masyarakat.

2. OTC dan
Herbal Medicines
Dalam rangka mengembangkan sumber
daya alam di Indonesia PT. Indofarma(Persero)
Tbk, telah mengembangkan Obat Asli Indonesia (OAI) seperti Prolipid, ProUric,
Probagin, dan lainnya. Selain itu, diproduksi pula makanan kesehatan
( food suplement )
seperti Biovision, Bioprost, dan lain-lain. Obat OTC yang diproduksiantara lain
OBH Plus.

3. Alat kesehatan
Selain memproduksi obat, PT Indofarma (Persero), Tbk.
juga bekerja sama dengan perusahaan luar negeri memasarkan dan
mendistribusikan alat kesehatan, antara lain kateter, urin bag, blood bag,
dan syringe.
4. Produk lainnya
Produk lain di bidang pelayanan kesehatan yang
diproduksi sendiri antara lain Infant Food (Makanan Pendamping
ASI), mesin-mesin farmasi (Mesin blistering, mesin stripping dengan merk
Indomach) dan test kit untuk menguji garam iodium.Saat ini,
Indofarma memproduksi 218 item obat, 53 diantaranya sangat aktif beredar
di pasar. 60 item adalah OND (Obat dengan Nama Dagang), termasuk enam
jenis obat herbal yang telah diterima masyarakat luas seperti Prolipid dan
Biovision.Tahun 2007, PT Indofarma (Persero), Tbk. meluncurkan 22 item
produk baru, satu diantaranya adalah OND. Selebihnya adalah OGB
(Obat Generik Berlogo) dan 12 item Indo Obat Serbu yang merupakan produk OTC
(Over The Counter) khas Indofarma

E. Pemasaran
PT.
Indofarma (Persero) Tbk memproduksi obat generik berlogo (OGB), nama dagang,
lisensi, obat tradisional serta obat merek dagang. Untuk memenuhi berbagai
kebutuhan pelayanan kesehatan disamping produk–produk tersebut, juga dipasarkan
produk lainnya hasil kerja sama berbagai pihak termasuk kerjasama dengan luar
negeri, yaitu alat kesehatan dan diagnostic kit. Obat generik berlogo terutama
ditujukan untuk kalangan menengah kebawah dan mempunyai pangsa pasar yang cukup
besar yaitu 80% dari jumlah penduduk di Indonesia. Menanggapi hal tersebut, PT.
Indofarma (Persero) Tbk berusaha memasyarakatkan obat generik bermutu namun
terjangkau harganya melalui upaya-upaya pemasaran misalnya melaui promosi
sosial (Social promotion). PT. Indofarma
(Persero) Tbk adalah satu-satunya perusahaan farmasi yang mempunyai Medical
Sales Representative untuk obat generik. PT. Indofarma (Persero) Tbk mempunyai
sekitar 300 tenaga pemasaran terlatih dan professional serta didukung oleh
jaringan distribusi sendiri dengan 30 cabang di seluruh Indonesia. Dengan
demikian pelanggan akan lebih cepat dilayani kebutuhannya setiap waktu
diperlukan melalui cabang terdekat.
Unsur-unsur pemasaran yang meliputi produk,
harga, promosi dan personalia harus diperhatikan untuk memperoleh strategi yang
paling tepat dalam kebijakan yang diambil di bidang pemasaran. Dari segi produk
PT. Indofarma (Persero) Tbk menghasilkan obat esensial bagi pola penyakit yang
sekarang ada di Indonesia. PT.Indofarma (Persero) Tbk memproduksi obat dalam
skala besar yang memungkinkan dapat menurunkan biaya produksi sehingga harga
jualpun dapat ditekan.
F. Modal
Dari jumlah NWC PT Indofarma,Tbk. terjadi
penurunan pada tahun 2008.Ini menunjukkan bahwa terjadi
penurunan modal kerja bersih. Sedangkan dari tahun 2004
sampai 2007 cenderung terjadi peningkatan.Semakin kecil jumlah NWC yang dimiliki maka semakin besar resiko yang dihadapi perusahaan
karena jika semakin besar NWC maka semakin likuid keadaan
perusahan tersebut.
Kondisi yang sama juga terjadi pada NOWC PT
Indofarma,Tbk.Dari tahun ketahun NOWC yang dimiliki
semakin menurun. NOWC merupakan aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar yang tidak dikenakan bunga dan seringkali terdiri dari kas dan
sekuritas, piutang dan persediaan, dikurang hutang dagang
dan kewajiban akrual. NOWC digunakan untuk melihat bagaimana hutang
lancar digunakan untuk, membiayai aktiva lancar. Faktor penting yang cukup
mempengaruhi adalah jumlah pembelanjaan jangka pendek yang
terbatas.
NOWC PT Indofarma,Tbk mengalami penurunan dari tahun ke
tahun.Hal ini menunjukkan semakin
menurunnya kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva lancar dan hutang lancar dari tahun ke tahun sehingga menyebabkan modal kerja
untuk kegiatan operasi yang dimiliki dari tahun ke tahun
pun semakin sedikit. Hal ini dapat berpengaruh pada profitabilitas
perusahaan, karena semakin sedikit modal kerja operasi yang dimiliki semakin
terbatas pula kemampuan perusahaan untuk melakukan kegiatan
operasinya.
Secara garis besar, dengan melihat kondisi NWC maupun NOWC
PT Indofarma,Tbk yang dari tahun ke
tahun membaik,meskipun terjadi sedikit penurunan di periode 2008.Dimana hal ini mengartikan bahwa jumlah aktiva lancar yang dimiliki pada
tahun 2008 ternyata tidak cukup besar untuk menutup
hutang lancarnya, maka dapat dikatakan PT Indofarma,Tbk berada pada tingkat keamanan (margin or safety) yang kurang memuaskan. Hal ini tentu harus mendapat perhatian yang lebih
oleh managemen perusahaan PT Indofarma,Tbk sebab bila perusahaan tidak dapat mempertahankan ”tingkat modal kerja yang memuaskan” , maka akan
ada kemungkinan.
perusahaan
dapat berada dalam keadaan insolvent (tidak mampu membayar kewajiban- kewajiban
yang sudah jatuh tempo), dan bahkan mugkin terpaksa harus dilikuidasi
(bangkrut).
CCC
(Cash Convertion Cycle) dari suatu perusahaan merupakan jangka waktu yang
diperlukan sejak perusahaan mengeluarkan uang kas untuk membeli bahan-bahan
mentah sampai dengan pengumpulan hasil penjualan barang jadi yang dibuat dengan
bahan mentah tersebut.Semakin singkat siklus konversi kas maka hal ini akan
memperlancar kegiatan operasi perusahaan.
Pada
Siklus konversi kas di PT Indofarma,Tbk dari tahun ke tahun semakin panjang,
hal ini menyebabkan jumlah kas yang dimiliki semakin sedikit yang dapat digunakan
untuk modal kerja perusahaan, sehingga semakin tinggi pendanaan eksternal dan
semakinbesar biaya yang dibutuhkan. Siklus konversi kas dapat dipersingkat dengan cara:
1. Mengurangi periode persediaan
dengan memproses dan menjual barang secara lebih cepat.
2.Mengurangi periode penerimaan piutang dan
mempercepat penagihan
3.Memperpanjang periode penangguhan hutang dengan memperlambat pembayarannya.
3.Memperpanjang periode penangguhan hutang dengan memperlambat pembayarannya.
NWC
/ modal kerja bersih merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang
lancar.Dari hasil NWC tersebut dapat diketahui bahwa aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan tidak mampu menutupi hutang lancar yang dimiliki.
Kondisi
yang sama juga terjadi pada NOWC PT Indofarma,Tbk.Dari tahun ketahun NOWC yang
dimiliki semakin menurun.Hasil ini menunjukkan semakin menurunnya kemampuan
perusahaan dalam mengelola aktiva lancar dan hutang lancar dari tahun ke tahun
sehingga menyebabkan modal kerja untuk kegiatan operasi yang dimiliki dari
tahun ke tahun pun semakin sedikit.
Pt
Indofarma Global Medika (IGM), anak usaha
PT Indofarma (INF) yang bergerak di lini usaha distribusi obat generik
dan treding alat-alat kesehatan sepanjang tahun ini mengincar pendapatan sebesar
Rp. 1,2 triliun.
Direktur
utama Indofarma Global Medika, Ike Avianti mengatakan bahwa target perseroan
hingga akhir tahun ini meningkat 20 persen dibanding perolehan pendapatan
sepanjang tahun lalu sebesar Rp. 1 triliun.
Untuk
mendorong pendapatan sepanjang 2013, perseroan akan fokus mengembangkan inti
bisnis utama perseroan, yaitu melalui pendistribusian alat-alat kesehatan di
seluruh rumah sakit di indonesia.
Direktur
Operasional PT Indofarma Global Medika, Ahdia Amini mengatakan untuk mendukung
kerja sama tersebut, perseroan pada tahun ini menyiapkan belanja modal hingga
Rp60 miliar guna mengembangkan sistem pencatatan riwat kesehatan(medicalrecord)yanglebihterstruktur.
"Satu
rumah sakit membutuhkan biaya Rp6 miliar, kebutuhan prosesnya tidak mudah karena
adanya proses edukasi baik dari manajemen maupun user, dimana kerja sama ini
menetapkan bagi hasil dengan agen.
Dengan kerja
sama sistem operasi (KSO) melalui IGM maupun rumah sakit, perseroan
mengharapkan bisa memperoleh kontribusi pendapatan sebesar Rp. 95 miliar hingga
penghujung 2013.
Pengembangan
layanan ini cukup memberi kontribusi bagi perseroan. Bila tahun 2009 baru Rp5
miliar, tahun ini diharapkan naik menjadi Rp95 miliar. Ke depan, layanan ini
akan memberikan kontribusi besar bagi perseroan.
Kepada Yth,
BalasHapusPerusahaan BUMN / SWASTA
Di Tempat
Attn : Accounting / Finance / Legall
Perihal : Penerbitan Bank Garansi /Surety Bond Non Collateral
Dengan Hormat,
Dengan ini kami PT. JASA MULYA ABADI, Bermaksud mengajukan penawaran kerjasama penerbitan Bank Garansi Surety Bond dan yang mungkin diperlukan sebagai kelengkapan dokumen Lelang, dokumen Kontrak pada proyek-proyek yang dikerjakan oleh Perusahaan Bapak / Nasabah Bapak.
Jenis Jaminan yang dapat kami terbitkan adalah sebagai berikut :
1. Jaminan Penawaran ( Bid / Tender Bond )
2. Jaminan Pelaksanaan ( Performance Bond )
3. Jaminan Pembayaran Uang Muka (Advance Payment Bond)
4. Jaminan Pemeliharaan ( Maintenance Bond )
Penutupan Asuransi Kerugian Diantara nya : CAR, EAR, CARGO, MARINE HULL, FIRE INSURANCE, dll
Rekanan Bank (Bank Garansi ) :
1. Bank BTN (Persero)
2. Bank BNI (Persero)
3. Bank Mandiri (Persero)
4. Bank Syariah Bukopin
Untuk lebih Lanjut Hub : ROZI SASWAN Tlp. 0812 187 222 13
Demikian penawaran ini kami sampaikan dengan harapan kiranya kerjasama penerbitan Surety Bond dan Bank Garansi ini dapat terealisasikan, dan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada kami.
Hormat kami,
PT. JASA MULYA ABADI
ROZI SASWAN
Jl. Mustika 1 No. 29 Sumur Batu, Kemayoran - Jakarta Pusat
Email : rsaswan@gmail.com
Tlp. 021 4260719 (Hunting)
HP. 0812 187 222 13
Kepada Yth,
BalasHapusPerusahaan BUMN / SWASTA
Di Tempat
Attn : Accounting / Finance / Legall
Perihal : Penerbitan Bank Garansi /Surety Bond Non Collateral
Dengan Hormat,
Dengan ini kami PT. JASA MULYA ABADI, Bermaksud mengajukan penawaran kerjasama penerbitan Bank Garansi Surety Bond dan yang mungkin diperlukan sebagai kelengkapan dokumen Lelang, dokumen Kontrak pada proyek-proyek yang dikerjakan oleh Perusahaan Bapak / Nasabah Bapak.
Jenis Jaminan yang dapat kami terbitkan adalah sebagai berikut :
1. Jaminan Penawaran ( Bid / Tender Bond )
2. Jaminan Pelaksanaan ( Performance Bond )
3. Jaminan Pembayaran Uang Muka (Advance Payment Bond)
4. Jaminan Pemeliharaan ( Maintenance Bond )
Penutupan Asuransi Kerugian Diantara nya : CAR, EAR, CARGO, MARINE HULL, FIRE INSURANCE, dll
Rekanan Bank (Bank Garansi ) :
1. Bank BTN (Persero)
2. Bank BNI (Persero)
3. Bank Mandiri (Persero)
4. Bank Syariah Bukopin
Untuk lebih Lanjut Hub : ROZI SASWAN Tlp. 0812 187 222 13
Demikian penawaran ini kami sampaikan dengan harapan kiranya kerjasama penerbitan Surety Bond dan Bank Garansi ini dapat terealisasikan, dan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada kami.
Hormat kami,
PT. JASA MULYA ABADI
ROZI SASWAN
Jl. Mustika 1 No. 29 Sumur Batu, Kemayoran - Jakarta Pusat
Email : rsaswan@gmail.com
Tlp. 021 4260719 (Hunting)
HP. 0812 187 222 13
Best grade 23 titanium spade poker chips - TiGon
BalasHapusBest Grade 23 titanium spade poker chips at TIGON: gold titanium Learn how to earn titanium ion color your very titanium boiling point own how to get titanium white octane platinum poker 2020 ford ecosport titanium chips!